( Oleh : Dian Rahmat N, M.Ag)
Mahasiswa S3 UIN SGD Bandung
Al-Qur’an sebagai suatu mukjizat yang terbesar maksudnya adalah karena ia kekal abadi. Mukjizat yang pernah diberikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada rasul rasul-Nya, semenjak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa sallam sudah berlalu dan tidak dapat dilihat. Mukjizat mukjizat itu sudah ada dan sudah pernah terjadi, tetapi kita tidak dapat merasa dan menghayatinya serta mengalaminya.
Lain halnya dengan Al-Qur’an, ia adalah sebagai mukjizat terbesar, ia kekal abadi. Umat Islam dan umat lainnya dapat memegang, membaca, menghayati, memahami, mengamalkan isinya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat nanti[1]
Al-Qur’an adalah mukjizat yang paling besar dari segala mukjizat yang pernah diberikan Allah kepada seluruh nabi-nabi dan rasulnya karena Al-Qur’an bukan saja untuk mematahkan segala bantahan dan argumen kaum musyrik kepada kebenaran wahyu yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW , tetapi ia juga ditujukan kepada seluruh umat manusia
Kemukjizatan Al-Qur’an pada dasar nya berpusat pada dua segi pertama, isi atau kandungan Al Qur’an dan kedua segi bahasa Al-Qur’an. Berkenaan dengan ini Al-Qur’an selah dikemukakan bahwa Al Qur’an yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad 14 abad yang telah lalu itu, banyak membawa ayat-ayat ilmiah yang kemudian diakui kebenarannya oleh ilmu pengetahuan modern dewasa ini.[2]
Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad, isinya tidak bertentangan dengan teknologi modern, bahkan mengungkapkan kebenaran Al-Qur’an. Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang mengungkapkan tentang masalah teknologi modern adalah:
Angin disebut Al-Qur’an, mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan lain-lain .
وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ
Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan. Maka, Kami menurunkan hujan dari langit lalu memberimu minum dengan (air) itu, sedangkan kamu bukanlah orang-orang yang menyimpannya.
Segala sesuatu dijadikan Allah berpasangan. Tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia berpasangan.
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.[3]
Ilmu dan teknologi yang sedang berkembang pesat akan menambah terungkapnya isi yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Bukan isi Al-Qur’an yang harus tunduk kepada ilmu dan teknologi, tetapi sebaiknya. Jika kekeliruan terjadi pada ilmu dan teknologi, harus dicari kebenarannya dalam Al-Qur’an
Dari segi kandungan isi, mukjizat Al- Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek
Merupakan isyarat ilmiah. Al-Qur’an banyak berisi informasi ilmu pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk isyarat ilmiah, seperti informasi mengenai ilmu pengetahuan alam. Antara lain dikatakan bahwa bumi dan langit sebenarnya merupakan suatu yang padu dan setelah terpisah dijadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air.
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?
Dan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas
ثُمَّ اسْتَوٰىٓ اِلَى السَّمَاۤءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْاَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًاۗ قَالَتَآ اَتَيْنَا طَاۤىِٕعِيْنَ
Dia kemudian menuju ke (penciptaan) langit dan (langit) itu masih berupa asap. Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kepada-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami tunduk dengan patuh.”
2. . Merupakan sumber hukum. Al-Qur’an telah memberikan andil yang kuat dalam pertumbuhan hukum, bahkan Al- Qur’an tetap merupakan produk hukum yang ideal hingga masa kini
3. Menerangkan suatu ibrah dan teladan serta kabar gaib, baik yang terjadi pada masa lalu, sekarang maupun masa yang akan datang
Al-Qur’an banyak mengandung berita berita tentang hal hal yang gaib, seperti surga, neraka, hari kiamat, dan hari perhitungan. Selain itu, Al-Qur’an juga banyak mengungkapkan kisah kisah para nabi dan umat masa lampau, seperti kisah Fir’aun, kisah kaum ‘Ad dan Tsamud, kisah Nabi Yusuf, dan Nabi Ibrahim. Al-Qur’an banyak pula menyinggung masalah masalah yang belum terjadi di masanya, seperti kemenangan bangsa Romawi
غُلِبَتِ الرُّوْمُ الۤ فِيْٓ اَدْنَى الْاَرْضِ وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُوْ.ۙالۤمّۤۚ
Dari segi bahasa , Al Qur’an merupakan bahasa bangsa arab Quraisy yang mengandung sastra arab yang sangat tinggi mutunya . Ketinggian mutu sastra Al-Qur’an ini meliputi segala segi. Kaya akan perbendaharaan kata-kata, padat akan makna yang terkandung, sangat mudah dan sangat bijaksana dalam menyuguhkan minyak sehingga sesuai dengan orang yang tinggi maupun rendah daya intelektualnya
Al-Qur’an memiliki uslub (gaya bahasa ) yang tinggi, ungkapan kata yang jelas), dan balaghah (kefasihan lidah) yang dapat mempengaruhi jiwa pembacanya dan pendengarnya yang mempunyai rasa bahasa Arab yang tinggi. Aba Bakar Muhammad al Bagilini (ahli fiqih ) menyebutkan bahwa sesungguhnya Al-Qur’an ina sangat indah susunan kata katanya dan sangat unik serta istimewa susunannya. Syekh Muhammad Rasyid Ridha berpendapat bahwa salah satu bukti ketinggian Al Qur’an salah bahwa seluruh maksud Al-Qur’an itu bercampur baur dan terpencar dalam banyak surah, baik yang pendek maupun yang panjang, dengan sebab (hubungan atau kaitan ) vang berbeda-beda sehingga menjadi ibrah (ungkapan) yang sempurna dan menyenangkan hati . Mukjizat Al-Qur’an dan segi bahasa ni hanya dapat dihayati oleh mereka yang mengetahui dan mendalami bahasa Arab
Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi bahasa telah diakui oleh ahli sastra Arab, baik dimasa Nabi Shallallahu alaihi wasallam, maupun masa sesudahnya Selanjutnya Muhammad Abduh mengemukakan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada suatu masa yang terkenal dengan banyaknya ahli-ahli syair dan ahli-ahli pidato Aral’s Akan tetapi, sejarah membuktikan bahwa tidak seorangpun di antara sastrawan-sastrawan Arah itu yang mampu membuat suatu gubahan yang seindah gubahan Al-Qur’an. Ini merupa kan bukti bahwa Al-Qur’an itu benar-benar mukjizat
[1] Said Agil Husin Al Munawar , Al Qur’an, membangun tradisi kesalehan Hakiki, h.37 [2] Said Agil Husin Al Munawar , Al Qur’an, membangun tradisi kesalehan Hakiki, h.38 [3] Referensi : https://tafsirweb.com/7992-surat-yasin-ayat-36.html